Rabu, 17 Desember 2014

Perjalanan ke Pulau Obi Maluku Utara

Ini merupakan pengalaman pertama saya ke Indonesia bagian timur. Pulau Obi, itulah tujuan saya. Saya pergi kesana uintuk bekerja di salah satu perusahaan tambang emas yang ada disana. Pulau Obi merupakan sebuah kecamatan yang masuk dalam wilayah kabupaten Halmahera Selatan propinsi Maluku Utara.
Pulau Obi
     Untuk mencapai Pulau Obi ada beberapa cara, diantaranya : 
  1.       Dari Jakarta naik pesawat ke Ternate. Kemudian dari Ternate naik pesawat kecil ke Labuha, Pulau Bacan. Lalu di Pulau Bacan pergi ke  pelabuhan Kupal untuk naik kapal laut ke pelabuhan Jikotamo, Pulau Obi. 
  2.      Dari Jakarta naik pesawat ke Ternate. Kemudian di Ternate pergi ke pelabuhan Bastiong untuk naik kapal laut ke pelabuhan Jikotamo, Pulau Obi. 

Dalam perjalanan kali ini saya menempuh cara yang pertama. Perjalanan dimulai dari Purwakarta. Saya berangkat dari Purwakarta menuju bandara Soekarno-Hatta tanggal 28 April 2014 sekitar pukul 24.00 WIB tengah malam. Kebetulan jadwal penerbangan dari Jakarta ke Ternate pada saat itu adalah pukul 03.00 WIB dini hari. Sekitar pukul 01.30 WIB dini hari saya sudah sampai di bandara. Kepagian sih, tapi tidak apa-apa dari pada telat. 

Saya tidak sendirian dalam perjalanan ini. Ada satu orang karyawan baru juga yang akan pergi ke Pulau Obi bersama-sama dengan saya. Namanya Aji. Kami yang sebelumnya tidak saling kenal bertemu di bandara. Singkat cerita waktu sudah hampir menunjukkan pukul 03.00 WIB. Kami berdua pun masuk ke dalam pesawat untuk terbang ke Ternate. Bye bye Jakarta. Bye bye Pulau Jawa. Hiks…

Setelah terbang kurang lebih 4 jam kami berdua pun sampai di bandara Sultan Babullah Ternate. Kami tiba sekitar pukul 09.00 WIT (sudah Waktu Indonesia Timur yaa…). Terdapat perbedaan waktu 2 jam antara Waktu Indonesia Barat dan Waktu Indonesia Timur. Tentunya Waktu Indonesia Timur lebih cepat. 

Bandara Sultan Babullah Ternate tidak terlalu besar. Walaupun tidak besar tetapi bandara ini bersih dan rapi. Selain itu, pemandangannya juga indah karena bandara ini terletak di tepi laut. Dari bandara ini juga kita dapat melihat pemandangan Gunung Gamalama, gunung berapi aktif yang ada di tengah-tengah Pulau Ternate.



Tampak depan Bandara Sultan Babullah Ternate
View laut Bandara Sultan Babullah Ternate

View Gunung Gamalama Bandara Sultan Babullah Ternate

Aji (kiri) dan Saya (kanan) di ruang tunggu bandara

Dari Bandara Sultan Babullah Ternate, perjalanan kami selanjutnya adalah menuju Labuha, Pulau Bacan dengan menggunakan pesawat kecil yang menggunakan baling-baling. Jadwal penerbangan ke Labuha adalah pukul 12.00 WIT. Jadi kami harus menunggu cukup lama di ruang tunggu bandara. Biarlah walaupun menungggu cukup lama kita tidak bosan karena disuguhi pemandangan yang indah di sekitar bandara, seperti laut dan gunung Gamalama.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kami naik ke pesawat kecil untuk terbang ke Labuha, Pulau Bacan. Ini merupakan pengalaman pertama saya naik pesawat kecil, apalagi yang pakai baling-baling seperti ini. Pesawat ini hanya memuat kurang lebih 10 orang. Kondisi di dalam pesawat tidak beda jauh seperti di dalam Metro Mini. Bangkunya sempit banget, apalagi buat yang punya postur tinggi seperti saya. Di dalam pesawat saya duduk di dekat jendela. Yap, waktunya take off. Bunyi mesin pesawat semakin keras, putaran baling-baling semakin cepat. Pesawat mulai berjalan dan akhirnya mulai mengudara. Dari jendela pesawat saya melihat pemandangan yang luar biasa. Laut yang biru dan pulau-pulau yang cantik memanjakan mata saya. Maluku memang provinsi kepulauan. Jadi tidak heran kalau kita melihat banyak sekali pulau-pulau kecil dari udara. 


Masih terbang di sekitar Pulau Ternate 

Kita banyak melihat pulau-pulau kecil, karena Maluku adalah provinsi kepulauan
Indah sekali pulau ini

Pasirnya putih, lautnya biru. Paradise !!!

Jalan yang membelah hutan itu sepertinya perusahaan tambang atau logging. Cuma nebak aja sih :D

Andaikan punya banyak uang. Ingin rasanya membeli pulau ini. Tapi sepertinya sudah ada bangunan di pulau ini.

Perjalanan udara dari Ternate menuju Labuha dilalui cukup singkat. Hanya sekitar 30 menit. Wah padahal belum puas menikmati indahnya Maluku dari udara. Pesawat pun bersiap untuk mendarat di Labuha, Pulau Bacan. Sekitar pukul 12.30 WIT kami pun mendarat di Bandara Oesman Sadik, Labuha, Pulau Bacan. Kesan saya waktu pertama kali melihat bandara ini adalah aneh. Soalnya bangunannya tidak seperti bandara. Hanya bangunan seperti kantor untuk tempat tunggu dan tempat check in.



Bandara Oesman Sadik, Labuha, Pulau Bacan

Pesawat yang saya tumpangi dari Ternate menuju Labuha

Gaya duu ah. Hehehe…

Di bandara kami dijemput oleh Pak Helmi, orang yang dipercaya oleh perusahaan untuk menjemput tamu yang datang ke Labuha. Seharusnya dari Labuha kami menuju ke pelabuhan Kupal untuk naik kapal laut dan melanjutkan perjalanan ke pulau Obi. Tetapi kapal laut sudah berangkat pukul 10.00 WIT pagi dan kami tiba di Labuha pukul 12.30 WIT. Jadi kami memutuskan untuk bermalam dulu di Labuha dan naik kapal laut keesokan paginya. Dengan diantar oleh Pak Helmi, kami pun diajak berkeliling kota Labuha sekalian mencari penginapan untuk kami berdua. Kondisi di Labuha sudah cukup ramai. Jalanan bagus diaspal. Banyak toko-toko berjajar di tepi jalan. Banyak juga warung-warung makanan yang tersedia. Tidak terlalu sulit juga menjumpai ATM disini, karena sudah banyak bank yang ada disini. Seperti BRI, Mandiri bahkan Muamalat pun ada (kalau waktu itu tidak salah lihat :D). Cuaca di Labuha sangat panas. Saya pun mulai berkeringat karena sangat panasnya. Setelah berkeliling mencari penginapan, akhirnya kami menemukan penginapan yang cocok. Di penginapan itu kami berdua, Saya dan Aji beristirahat. Karena esok harinya kami harus melanjutkan perjalanan ke Pulau Obi.

Keesokan paginya, tanggal 29 April 2014 sekitar pukul 08.00 WIT kami bersiap menuju pelabuhan Kupal untuk naik kapal laut ke Pulau Obi. Tidak lama, sekitar pukul 08.45 WIT kami sudah sampai di pelabuhan Kupal. Di pelabuhan, kapal yang ingin kita tumpangi sudah bersandar. Kapal Obi Permai, kapal besi yang cukup besar. Kondisi di pelabuhan Kupal sudah sangat ramai. Banyak penumpang yang berbondong-bondong menaiki kapal. Banyak juga para pedagang makanan yang menjajakan dagangannya. Takut tidak kebagian tempat, kami pun naik ke atas kapal. Setelah mendapatkan tempat, kami pun menaruh tas dan keluar kapal untuk menikmati indahnya laut di pelabuhan Kupal.



Pelabuhan Kupal, Pulau Bacan

Laut biru di Pelabuhan Kupal

View dari atas kapal
Sekitar pukul 10.00 WIT kapal siap berjalan. Sirine kapal sudah dibunyikan. Mesin kapal sudah dihidupkan. Jangkar sudah diangkat. Pintu kapal sudah ditutup. Para pedagang makanan yang masih berada diatas kapal pun bergegas turun. Finally, kapal pun berjalan. Horeee….

Cuaca sangat mendukung perjalanan kali ini. Langit yang cerah ditambah laut yang tenang membuat saya sangat menikmati perjalanan laut ini. Sama seperti perjalanan udara, di perjalanan laut pun saya disuguhi oleh pemandangan-pemandangan indah.


Siap berlayar kapten

Di belakang kapal

Gaya lagi, Hehehe…
DAMN !!! I Love Indonesia

Banyak dijumpai kebun kelapa selama perjalanan

Gunung Sibela, Pulau Bacan

Melewati satu desa yang saya belum tahu nama desanya

Siang hari sekitar pukul 13.00 WIT kami sampai di pelabuhan Madapolo. Kapal pun mulai merapat. Kami mengira sudah sampai di tujuan, maka kami pun bertanya kepada salah satu penumpang. Penumpang itu mengatakan bahwa di pelabuhan Madapolo kapal hanya berhenti sebentar untuk menurunkan sebagian penumpang yang turun disini. Tempat tujuan kami, yaitu pelabuhan Jikotamo Pulau Obi masih satu jam lagi dari pelabuhan Madapolo. Di pelabuhan Madapolo banyak sekali ibu-ibu yang menjajakan ikan matang. Ikan-ikan disini memang keliatan segar karena diambil langsung dari laut.


Di pelabuhan Madapolo banyak ibu-ibu yang menjajakan ikan matang

Cuma sebentar saja kapal merapat di pelabuhan Madapolo. Hanya sekitar 30 menit. Kapal pun mulai berlayar kembali untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan kami, yaitu pelabuhan Jikotamo Pulau Obi. Setelah berlayar kurang lebih satu jam, sekitar pukul 14.30 WIT kami pun tiba di tempat tujuan. Pelabuhan Jikotamo, Pulau Obi. 

Kondisi Pulau Obi relatif lebih sepi dibandingkan Pulau Bacan dan Ternate. Walaupun ada toko dan juga warung, tetapi tidak seramai di Pulau Bacan dan Ternate. Sama seperti di Pulau Bacan, di Pulau Obi pun cuacanya panas. Memang daerah Maluku rata-rata panas ya. Apapun itu yang penting kami sudah sampai di Pulau Obi. Akhirnya…



Pelabuhan Jikotamo, Pulau Obi

Kapal Obi Permai

Eits, tunggu dulu perjalanan belum selesai. Sesampainya di pelabuhan Jikotamo, Pulau Obi, kami berdua harus menempuh perjalanan darat dengan mobil untuk menuju ke site. Di pelabuhan Jikotamo kami bertemu dengan Pak Hefy, salah satu orang perusahaan yang menjemput kami di pelabuhan. Perjalanan darat dengan mobil dari pelabuhan ke site pun dimulai. Awalnya jalanan aspal mulus, tetapi lama-kelamaan jalan semakin rusak ketika mulai memasuki hutan dimana sudah tidak dijumpai lagi pemukiman warga. Selain itu, sinyal juga mulai hilang. Waduh…

Satu jam sudah kami menempuh perjalanan darat menuju site. Kondisi jalan yang rusak membuat badan saya sakit karena terguncang-guncang di dalam mobil. Akhirnya sekitar pukul 15.30 WIT tiba juga kami di site. Site kami berada di antara gunung dan pantai. Di site terdapat bangunan mess dan kantor yang terbuat dari kayu. Mirip-mirip bangunan villa.



Bangunan mess yang akan menjadi tempat tinggal kami selama berada di site
 

Bangunan kantor

Gunung yang diselimuti kabut di sekitar site
 

Kamar saya, liat ke luar jendela langsung hutan. Hahaha…
 
Lelah rasanya setelah perjalanan panjang ke pulau Obi. Kami pun menuju ke kamar masing-masing untuk menaruh tas dan istirahat. Perjalanan ke pulau Obi ini benar-benar menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Salam dari Pulau Obi Maluku Utara.
http://i387.photobucket.com/albums/oo316/puskomda/read_more_button.jpg
 
© Copyright 2010 WidadRachman - All Right Reserved